Sudah susah cari kerja, malah di-PHK gara-gara Akal Imitasi (AI) dan terpaksa kerja serabutan. Ada yang rencana nikahnya buyar gara-gara AI bikin sepi job freelance.
Perkembangan Akal Imitasi (AI), khususnya AI generatif, memang melaju pesat belakangan. AI bisa ubah teks jadi konten audio-visual dan menerjemahkan teks dalam hitungan detik. Tak heran, banyak perusahaan mulai beralih.
Riset Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan SINDIKASI bahkan mencatat: 58% pekerja media dan kreatif khawatir pekerjaannya akan tergantikan oleh otomatisasi.
Lantas, apakah masih ada pekerjaan tersisa bagi pekerja kreatif pada masa depan? Apakah AI mampu menggantikan kerja kreatif? Apakah Indonesia siap dengan regulasi AI?
Simak selengkapnya di YouTube progreSIP! 🎞️📺
Gelombang PHK menyisakan kisah getir bagi banyak pekerja di Indonesia. Sebagian pekerja yang di-PHK kemudian menghadapi fenomena informalisasi tenaga kerja. Dua di antaranya adalah Nani dan Godel. Kehidupan mereka berubah drastis setelah menjadi pekerja informal usai PHK.
Mereka tak sendiri. Data BPS per Agustus 2024 mencatat 57,95% pekerja Indonesia tergolong informal, setara 83,8 juta dari total 144,64 juta orang yang bekerja.
Apa penyebab maraknya informalisasi tenaga kerja dan bagaimana dampaknya terhadap pekerja? Tonton kisah lengkap pekerja informal di YouTube progreSIP!
🎞️📺
——
- TikTok: tiktok.com/@progresip_
- X: x.com/progresip_
- Instagram: instagram.com/progresip_
- YouTube: youtube.com/@progresippodcast
- Website: progresip.id
Buruh perempuan di industri garmen tengah menghadapi masa-masa suram akibat gelombang PHK sepihak. Hamidah dan Siti Hajrah adalah dua dari ribuan pekerja yang menjadi korban. Sejak diberhentikan pada 28 Februari 2025, hidup mereka—yang menjadi penopang ekonomi keluarga—berubah drastis.
Pil pahit harus mereka telan—pengeluaran dipangkas, tabungan habis untuk kebutuhan dasar, kontrakan terancam tak terbayar. Bahkan, harapan untuk kembali bekerja di industri yang telah mereka tekuni belasan tahun pun perlahan memudar.
Rani Septya, peneliti dari CELIOS, mencatat tren PHK kian meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Penyebab utamanya adalah pelemahan ekonomi nasional dan dampak perang dagang global. Dalam hal ini, industri garmen menjadi salah satu sektor paling terpukul.
Rani mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret guna melindungi buruh perempuan korban PHK, agar terpenuhi hak-haknya. Sebab, tanpa intervensi cepat, lebih dari 50.000 pekerja terancam kehilangan pekerjaan, dan kelangsungan industri bisa terguncang.
Simak pembahasannya di YouTube progreSIP! 🎞️📺
——
* TikTok: tiktok.com/@progresip_
* X: x.com/progresip_
* Instagram: instagram.com/progresip_
* YouTube: youtube.com/@progresippodcast
* Website: progresip.id
https://progresip.id/reportase/kerja-perawatan-menyambung-napas-perlawanan-indonesiagelap-
Ribuan perempuan turun ke jalan di Hari Perempuan Internasional, menuntut keadilan di tempat kerja.
Riyani, buruh garmen sejak 2014, kini dihantui ketidakpastian akibat gelombang PHK massal. Di sektor tekstil, mayoritas buruhnya perempuan.
Kini, 280.000 buruh terancam kehilangan pekerjaan. Lantas, seperti apa tuntutan para pekerja perempuan? Simak selengkapnya.
#IndonesiaGelap meluas, memantik amarah publik atas kebijakan yang tak berpihak pada rakyat. Aksi turun ke jalan terus terjadi, suara perlawanan menggema lewat orasi, spanduk, dan poster.
Namun, di balik barisan massa, ada perjuangan lain yang tak kalah penting: kerja-kerja perawatan. Dari paramedis jalanan hingga penyedia logistik dan konsumsi, mereka hadir sebagai garda belakang yang memastikan keselamatan, kesehatan, dan kebutuhan peserta aksi tetap terpenuhi.
Pakar gender Universitas Indonesia, Hariati Sinaga, menegaskan bahwa kerja perawatan memegang peran krusial dalam setiap aksi. Lantas, mampukah kerja reproduksi ini memperpanjang napas perlawanan?
Simak pembahasannya di YouTube progreSIP!