Buruh perempuan di industri garmen tengah menghadapi masa-masa suram akibat gelombang PHK sepihak. Hamidah dan Siti Hajrah adalah dua dari ribuan pekerja yang menjadi korban. Sejak diberhentikan pada 28 Februari 2025, hidup mereka—yang menjadi penopang ekonomi keluarga—berubah drastis.
Pil pahit harus mereka telan—pengeluaran dipangkas, tabungan habis untuk kebutuhan dasar, kontrakan terancam tak terbayar. Bahkan, harapan untuk kembali bekerja di industri yang telah mereka tekuni belasan tahun pun perlahan memudar.
Rani Septya, peneliti dari CELIOS, mencatat tren PHK kian meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Penyebab utamanya adalah pelemahan ekonomi nasional dan dampak perang dagang global. Dalam hal ini, industri garmen menjadi salah satu sektor paling terpukul.
Rani mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret guna melindungi buruh perempuan korban PHK, agar terpenuhi hak-haknya. Sebab, tanpa intervensi cepat, lebih dari 50.000 pekerja terancam kehilangan pekerjaan, dan kelangsungan industri bisa terguncang.
Simak pembahasannya di YouTube progreSIP! 🎞️📺
——
* TikTok: tiktok.com/@progresip_
* X: x.com/progresip_
* Instagram: instagram.com/progresip_
* YouTube: youtube.com/@progresippodcast
* Website: progresip.id
https://progresip.id/reportase/kerja-perawatan-menyambung-napas-perlawanan-indonesiagelap-